Reaksi Kimia
Daftar isi :
• 1 Jenis-jenis reaksi
• 2 Kinetika kimia
• 3 Lihat pula
• 4 Bacaan lanjutan
Uap hidrogen klorida dalam beker dan amonia dalam tabung
percobaan bereaksi membentuk awan amonium klorida
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu
menghasilkan antarubahan senyawa kimia.[1] Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal
yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau
lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara
klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron
dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep
umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel
elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam
sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam
biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan
metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi
di dalam sel dilakukan.
Jenis-jenis reaksi
Beragamnya reaksi-reaksi kimia dan pendekatan-pendekatan
yang dilakukan dalam mempelajarinya mengakibatkan banyaknya cara untuk
mengklasifikasikan reaksi-reaksi tersebut, yang sering kali tumpang tindih. Di
bawah ini adalah contoh-contoh klasifikasi reaksi kimia yang biasanya
digunakan.
•
Isomerisasi, yang mana senyawa kimia menjalani penataan ulang struktur tanpa
perubahan pada kompoasisi atomnya
•
Kombinasi langsung atau sintesis, yang mana dua atau lebih unsur atau senyawa
kimia bersatu membentuk produk kompleks:
N2
+ 3 H2 → 2 NH3
•
Dekomposisi kimiawi atau analisis, yang mana suatu senyawa diurai menjadi
senyawa yang lebih kecil:
2
H2O → 2 H2 + O2
•
Penggantian tunggal atau substitusi, dikarakterisasikan oleh suatu unsur
digantikan oleh unsur lain yang lebih reaktif:
2
Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g)
•
Metatesis atau Reaksi penggantian ganda, yang mana dua senyawa saling berganti
ion atau ikatan untuk membentuk senyawa yang berbeda:
NaCl(aq)
+ AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)
•
Reaksi asam basa, secara luas merupakan reaksi antara asam dengan basa. Ia
memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan.
Beberapa definisi yang paling umum adalah:
o
Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+; basa
berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.
o
Definisi Brønsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa adalah
penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius.
o
Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor
pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi Brønsted-Lowry.
•
Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom senyawa
yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterpretasikan sebagai transfer elektron.
Contoh reaksi redoks adalah:
2
S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I−(aq)
Yang
mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi
S4O62-.
•
Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat terbakar
bergabung dengan unsur-unsur oksidator, biasanya oksigen, untuk menghasilkan
panas dan membentuk produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya
digunakan untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada keseluruhan
molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal tidak
termasuk dalam proses pembakaran.
C10H8+
12 O2 → 10 CO2 + 4 H2O
CH2S
+ 6 F2 → CF4 + 2 HF + SF6
•
Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk yang berbeda
hanya pada keadaan oksidasinya.
2
Sn2+ → Sn + Sn4+
•
Reaksi organik, melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan
senyawa-senyawa yang memiliki karbon sebagai unsur utamanya.
Kinetika kimia
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran
bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi
berubah seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah
penting dan memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian
kesetimbangan kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:
•
Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih cepat
apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan
pertumbukan atom per satuan waktu,
•
Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi, terutama
reaktan padat dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang besar akan
meningkatkan laju reaksi.
•
Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar molekul
sehingga akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul.
•
Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk
membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih
tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak energi untuk
memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah.
•
Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila dinaikkan, hal ini
dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi molekul, sehingga
meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu.
•
Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zat yang mengubah lintasan
(mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan
energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis tidak
dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan kembali.
•
Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya
ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar reaksi
dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal.
Laju
reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu
diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada
konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol.
Source: Wikipedia Bahasa Indonesia,
Ensiklopedia Bebas
0 comments:
Posting Komentar