Seorang
bijak berkata, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit, setidaknya jika kau
jatuh, akan jatuh diantara bintang-bintang”. Cita-cita, bagi sebagian orang
adalah impian kosong belaka. Ada yang menganggap cita-cita sebuah gambar
abstrak kehidupan, bahkan ada yang memposisikan cita-cita sebagai angan-angan
panjang yang tak jelas dan hanya bualan saja. Namun bagi saya, cita-cita ibarat
bintang di langit, itu akan saya jadikan penunjuk bagi arah perjalanan hidup
ini.
Nama saya
cukup singkat, Salwa. Orang-orang memanggilku Wawa. Saya alumni Universitas
Negri Malang (d/h IKIP Negeri Malang), jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Kini
Bekerja sebagai tenaga pengajar di Universitas Islam Negri Malang. Sebelum
menjadi dosen,saya pernah bekerja sebagai tentor di salah satu lembaga
bimbingan belajar.
Dalam
Wawancara Beasiswa, bukan tempatnya untuk menyembunyikan prestasi! Kita harus
menunjukkan kepada pewawancara, bahwa kita memiliki kelebihan-kelebihan yang
bisa diandalkan dan layak sebagai penerima beasiswa.
Pada
awalnya saya ragu untuk mendaftar sebagai calon penerima beasiswa, apalagi
beasiswa Luar Negeri, apalagi status saya masih tenaga pengajar honorer ( belum
PNS), sedangkan umur telah menginjak usia tiga puluhan dan baru pertama kali
mendaftar, apalagi akan banyak pendaftar yang tentu lebih hebat.
Pikiran-pikiran itu terus ada di kepala. Teringat apa yang dikatakan suami saya
waktu itu, “Jangan sampai cita-citamu dicuri , banyak orang memiliki cita-cita
yang baik, namun padam karena dicuri orang, bahkan banyak pula yang membuang
sendiri cita-citanya”. Kalimat itu membuatku sadar akan pentingnya sebuah
harapan. Saya juga terinspirasi melihat kegigihan beberapa teman yang akhirnya
bisa mendapatkan beasiswa di luar negeri. Akhirnya, dengan dukungan orang-orang
terdekat terutama keluarga, membuat saya berani mendaftarkan diri.
Setelah
melewati beberapa tahapan. Alhamdulillah,saya bisa masuk shortlisted. Ibarat
menaiki tangga, saya sudah berada di tengah. Saya tahu ini tidak mudah. “ Jika
kamu keras pada hidupmu, maka hidup akan lunak kepadamu, jika kamu lunak pada
hidupmu, maka hidup akan keras kepadamu”. Kata-kata motivasi dari Andre Wongso
itu melecut semangatku untuk terus berusaha.
Kini
saatnya mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai test. Tentu, yang pertama
adalah tes IELTS dan interview. Yang harus dilakukan sebelum tes IELTS dan
interview adalah sering latihan mengerjakan soal-soal IELTS. Beruntung, karena
di kampus diadakan kursus persiapan IELTS untuk para dosen yang mendapat
shortlisted. Ini Memberi kesempatan untuk lebih mengerti materi yang harus
dipelajari.
Membaca
buku-buku tentang Australia, menonton film, mengikuti berita dunia. Browsing
apapun yang berhubungan dengan Australia. Seperti, kampus, kota, dan jurusan
untuk study yang saya pilih, adalah persiapan dalam menghadapi interview.
Saya juga
memasang peta Australia di tembok kamar. Itu saya sebut sebagai peta mimpi,
kutulis di peta itu, “Kuliah S2 di Australia”. Itu saya lakukan untuk
menvisualisasikan mimpi-mimpi. Sehingga semakin merasa dekat dan terus memberi
autosugesti yang kuat dalam diri saya.
Namun
perlu diingat, mental kita juga perlu dipersiapkan. Kesiapan sukses juga harus
diimbangi dengan kesiapan untuk “menang” dalam kegagalan. Yah .. bukankah
“kesuksesan” dalam menghadapi kegagalan juga merupakan kesuksesan juga?
Seseorang yang “sukses” dalam menjalani kegagalannya, pasti mereka yang tak
pernah lelah untuk mencoba dan mencoba lagi. Seseorang yang “sukses” dalam
kegagalannya, pastilah mereka yang bisa bersabar. Tinggal diri kita yang bisa
mengukur manakah yang lebih besar? Optimisme dalam meraih kesuksesan atau
pesimis dan tak melakukan apa-apa. Apapun yang telah kita lakukan untuk sebuah
cita-cita adalah sebuah keberhasilan. Siapkan mental … Karena mendapat beasiswa
ke Luar Negeri bukan keinginan biasa, kita harus siap dengan “harga” yang harus
dibayar untuk meraihnya. Kerja keras, kerja cerdas dan tentu doa yang melandasi
semua itu. Juga janganlah pesimis, lakukan apa yang bisa membuat diri bergerak
maju. Maju selangkah ataupun sebagai lompatan besar dalam hidup, jadikan itu
sebagai hal terpenting, tetaplah fokus pada tujuan. Hargai apa yang kita
dapatkan, syukuri, betapapun kecilnya, jadikan itu sebuah batu lompatan untuk
melangkah dan melangkah lagi.
Lalu
tibalah saat pengumuman. Alhamdulillah, mimpi ini menjadi nyata. Saya
benar-benar merasa bersyukur karena mendapat beasiswa Australian Development
scholarship (ADS) ke Australia, dengan hanya sekali daftar. Saya merasa ini
adalah rezeki sekaligus ujian buat saya, karena bukankah nikmat juga bentuk
‘ujian’ dari ALLah SWT untuk menguji kesetiaan hamba-hamba-Nya.
Disini
saya akan berbagi kepada teman-teman tentang pengalaman saat interview, karena
memang penentu keberhasilan di terima atau tidaknya beasiswa (khususnya ADS)
salah satunya adalah interview. Memang saat interview, perasaan nervous itu
ada. Yang saya lakukan saat tes wawancara waktu itu, sepuluh menit sebelum
dipanggil, saya sempatkan menelpon Ibu dan ibu mertua untuk memohon doa. Saya
sangat yakin, kekuatan doa seorang ibu sangatlah luar biasa. Karena sepuluh
menit sebelum dipanggil bukan saatnya membuka buku tentang tes atau apapun
perihal interview. Detik-detik itu terasa betul ujian keimanan, tentang takdir
yang telah Allah tentukan pada kita. Pasrahkanlah semua keputusan pada-Nya,
diterima ataupun tidak adalah hal terbaik yang Allah berikan. Yah … kekuatan
ikhlas, itu akan membuat diri kita tenang dan mengalir. Ambisi yang
meledak-ledak melampaui keikhlasan justru akan menampakkan diri sebagai orang
yang sombong, namun keikhlasan yang begitu lembut melampaui ambisi, akan
memancarkan sinar positif sebagai orang yang elegan menjawab semua pertanyaan.
Tetap
santai dan sopan, tunjukkan bahwa kita percaya diri saat menjawab pertanyaan.
Karena pewawancara akan merasakan “energi” motivasi yang positif, jika kita
menjawab pertanyaan dengan antusias. Dalam menjawab pertanyaan, usahakan
memberi jawaban yang tepat dan tidak mengada-ada. Misalnya ada pertanyaan yang
tidak kita ketahui jawabannya, lebih baik katakan dengan jujur, bahwa kita
kurang mengerti. Mereka akan lebih menghargai kejujuran daripada jawaban
asal-asalan. Bisa dipastikan, kita akan semakin terjebak jika asal menjawab.
Hal ini akan menurunkan kredit poin dalam penilaian.
Akan lebih
baik lagi jika memiliki jawaban yang menarik bagi pewawancara, seperti
informasi-informasi terbaru yang kita miliki. Pasti akan bisa menjawab dengan
lebih percaya diri, karena telah menguasai materi. Tentu ini akan menambah
nilai. Satu hal lagi yang penting, sebelum wawancara pelajari berkas aplikasi
yang kita tulis, karena pewawancara ingin mengetahui lebih jauh jawaban-jawaban
yang telah ditulis dalam aplikasi. Akan lucu tentunya, jika kita lupa pada apa yang
telah kita tulis sendiri.
Berbicara
tentang kepercayaan diri saat wawancara, buktikan bahwa kita adalah kandidat
yang layak terpilih. Tunjukkan kompetensi, prestasi dan pemikiran-pemikiran
yang kita miliki. Memang sangat di anjurkan untuk rendah hati, bahkan itulah
yang membuat kita jadi pribadi yang memukau dan disukai. Namun dalam konteks
ini, bukan tempatnya untuk menyembunyikan prestasi. Dalam memaknai kalimat ini,
dimaksudkan agar kita menunjukkan kepada pewawancara, bahwa kita memiliki
kelebihan-kelebihan yang bisa diandalkan dan layak sebagai penerima beasiswa.
Misalnya jika ditanya “Apa prestasi-prestasi Anda yang paling dibanggakan?”
Ceritakan saja apa adanya, pencapaian-pencapaian terbesar dalam hidup,
karya-karya yang pernah ditulis atau apapun yang membuat pewawancara semakin
yakin. Yakinkan, bahwa mereka tak akan salah pilih. Ceritakan dengan nada yang
baik tanpa terkesan menyombongkan diri dan melebih-lebihkan.
Kadang
beberapa pertanyaan yang muncul adalah pertanyaan spontan yang membutuhkan
imajinasi. Saya masih ingat, salah satu pertanyaan waktu itu. “perubahan apa
yang akan Anda akan lakukan, jika lima tahun mendatang anda terpilih sebagai
rektor?” Ini pertanyaan dadakan yang membutuhkan daya nalar sekaligus
imajinasi. Jelas terlihat, pewawancara ingin mengetahui visi dan jiwa
kepemimpinan. Mereka ingin tahu, apakah kita tipe manusia futuristic yang
mempunyai visi. Selain itu, tak jarang pertanyaan-pertanyaan sederhana juga
muncul seperti “Apa buku favorit Anda?” dalam menjawab pertanyaan ini, usahakan
tidak hanya memberitahu judul dan nama pengarang atau sekilas isi buku itu
saja. Namun, yang diinginkan pewawancara adalah jawaban yang lebih dalam.
Alangkah lebih baik jika dijelaskan, mengapa buku itu berarti bagi diri kita.
Apakah yang berubah dari hidup atau pikiran kita setelah membaca buku itu.
Terakhir, tunjukkan jawaban- jawaban retoris, bahwa kita memiliki semangat, ini
penting untuk menunjukkan kuatnya keinginan yang kita miliki. Diwaktu itu
pewawancara menanyakan pada diri saya, “buktikan bahwa Anda mempunyai motivasi
kuat untuk mendapat beasiswa ini”. Jawaban saya pada pertanyaan akhir itu
adalah, “Saat ini, detik ini, saya berada di sini, berhadapan dengan Anda,
setelah melewati berbagai test prasyarat beasiswa. Ini adalah bukti kuat bahwa
saya mempunyai motivasi besar, bahwa saya sangat menginginkan”.
Mungkin
ini sedikit tips dari saya, semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman, khususnya
yang akan menghadapi interview. Tetaplah ber-ikhtiar semaksimal mungkin. Jangan
lupa perbanyak doa, selalu mohon doa dari kedua orang tua terutama Ibu, jangan
lupa banyaklah bersedekah. Itu adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh
pada keberhasilan kita. Lalu pasrahkan pada Allah SWT, atas segala keputusan
yang ada. Percayalah apapun hasilnya itu adalah keputusan yang terbaik.
Bersiaplah untuk gagal, namun lebih jauh dari itu bersiaplah untuk sukses,
karena itu akan lebih berat dilakukan.
Ingatlah
bahwa ilmu yang kita miliki, ibarat setetes air ditengah samudra di banding
dengan ilmu Allah SWT. Pahamilah bahwa keberhasilan yang ada juga merupakan
ujian bagi kita. Apakah kita akan tetap menjadi orang yang rendah hati, apakah
kita tetap akan menjadi orang yang berempati, apakah kita tetap akan bisa
berkarya dan tergolong sebagai hamba yang bersyukur atas karunia-Nya. Semoga
apa yang saya tulis ini bermanfaat bagi teman-teman semua, percayalah bahwa
Anda juga layak untuk meraih kemenangan. Selamat memenangkan beasiswa ! (
Salwa)
0 comments:
Posting Komentar